RINTIHAN PETANI, KEHIDUPAN PETANI DI DESA
APA ITU PETANI ?
Petani adalah seseorang yang bercocok tanam untuk dijual hasil panennya demi mencukupi kebutuhan hidupnya sehari – hari. Saya penulis tidak setuju dengan pengartian petani adalah penopang kebutuhan masyarakat kota dengan alasan mereka juga di perkotaan bisa menanam sayur – sayuran di lahan sempit dan kesan petani selalu di simbolkan dengan golongan bawah oleh masyarakat kota.
Sampai kapan seorang petani terus dianggap sebagai penopang pangan negara sedangkan pupuk yg selalu mahal, hasil panen yang selalu rendah harga jualnya bahkan pemerintah impor dari pada membeli hasil panen masyarakatnya ? Saya sama sekali tidak setuju dengan gagasan petani adalah penopang pangan negara sedangkan sekian tahun lamanya selalu tertindas, mereka lupa petani banyak pengaruh untuk bangsa dan negara. Berikut daftar kesengsaraan petani :
1. Pupuk selalu mahal
Hampir setelah zamannya soerharto pupuk di indonesia selalu mahal dan sangat buruk bagi petani. Disisi petani mereka rugi karena sering kali harga pupuk minus pengembalian modalnya setelah panen, disisi lain yang banyak untung adalah para penjual pupuk.
Sampai kapan ini akan terjadi ? ini tidak akan berhenti jika kita sebagai anak muda tidak membuat pupuk – pupuk baru, membuat organisasi – organisasi desa yang pro akan petani bukan pro akan dana desanya saja. Kita anak muda perlu gagasan baru dalam bertani yaitu modern agriculture Seperti yang ada di jepang.
2. Hasil panen selalu dihargai rendah
Apa sih salahnya disini ? salah satunya ialah pemerintah sering sekali melakukan pengimporan beras dibandingkan membeli hasil panen masyarakatnya sendiri mereka berdalih hasil panen petani indonesia itu tidak bagus.
Yah, petani disalahkan karena hasil panen tidak berkualitas padahal tidak semua petani hasil panennya buruk dan tentu juga para perangkat desa dalam menentukan kebijakannya tidak bisa secara optimal. menentukan kebutuhan pokok yang dibutuhkan petani dan yang tidak pokok. Misalnya, di daerah kering seperti desa saba, janapria, Loteng. Yang kini sudah mekar menjadi desa brenge. Kebijakan yang mereka buat adalah membuat jalan raya semakin bagus yang menghubungkan gubuk satu dengan lainnya, sedangkan masalah yang utama di desa tersebut adalah air untuk perairan sawah. Sumur bor tidak diperbaiki dengan baik dan benar, hanya sebagai lambang saja, padahal jika mereka membuat sumber air dengan anggara desa tersebut pendapatan desa juga akan meningkat. Tapi sebaliknya, karena para petani kekurangan air dan masih mengandalkan air hujan membuat petani hanya menggunakan sawahnya untuk menanam padi satu kali setahun. Kasihan bukan main dimana sumber mata pencaharian mereka terhentii sementara.
Oke, saya tidak menyalahkan perangkat desa saja, mari kita lihat para petaninya dari segi kualitas petani yang ada masih dibilang sangat tradisional dan primitive sehingga mereka masih saja berasumsi mereka menanam untuk di konsumsi bukan untuk bisnis pertanian. Mereka memang menjual hasil panennya tetapi tidak disertai bisnis pertanian di idenya, jual hanya jual tanpa pikir panjang dan mengitung laba / rugi pertaniananya.
Uraian diatas merupakan secara garis besarnya saja, tidak puas rasanya jika kita tidak memaparkan apa saja yang menyebabkan petani di desa melemah dan memburuk dalam menghasilkan panen. Berikut bagian – bagiannya :
1. Anak muda
Khususnya di desa anak muda mulai meninggalkan peran petani dan tidak adanya bimbingan dan kemauan yang tinggi sehingga mereka mulai meninggalkan peran sebagai petani. Apakah itu salah ? tidak, anak muda tidak salah jika mereka meningglkan metode – metode lama dalam bertani tapi sebaliknya jika mereka masih tetap menggunaka metode kuno.
2. Tidak efisien dan efektif
Karena sistemnya masih tradisional dan membutuhkan waktu yang lama menyebabkan tingkat perputaran uang hasil panen rendah dan juga buruh yang sulit di dapatkan, yang paling parah lagi adalah mereka masih mengandalkan air hujan untuk bercocok tanam.
3. Ide
Rata – rata petani tua masih menerapkan cara – cara bertani dengan sistem jadul yang menyebabkan kekurangan hasil panen. Dan mereka tidak memprioritaskan hasil panen atau ladangnya untuk dijadikan bisnis. Saat panen cukup pada saat itu mereka jual dan menghabiskan uang hasil panen.
Seharusnya mereka tidak menghabiskan uang sisa panen yang lebih untuk hal – hal yang tidak penting atau yang berbau keinginan semata. Sepantasnya mereka harus melakukan pengambangan terhadap ladangnya agar mendapat hasil panen yang lebih baik dari sebelumnya.
Lalu apa sih yang penulis inginkan untuk suatu desa ? saya mempunyai ide untuk menjadikan suatu desa itu layaknya suatu negara yang bisa berbisnis terdengar gila memang. Berikut ulasannya :
KONSEP PETANI MODERN
1. Hasil panen desa tidak dijual ke pengepul melainkan kita yang menjual sendiri ke kota dengan membentuk suatu organisasi agar nilai jualnya lebih tinggi dan membuat warung makan bersama yang mana bahan – bahannya di ambil dari desa tersebut.
2. Membuat pupuk sendiri, karena pupuk selalu mahal kita wajib membuat pupuk sendiri untuk desa bahkan jika lebih bisa dijual ke desa lainnya dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dari pabrik.
3. Semua limbah pertanian tidak ada satu pun yang boleh tesisa melainka di oleh sedemikian rupa agar bisa menjadikan pundi – pundi uang.
4. Aktit di penjualan online hasil panen, berkembangnya teknologi yang sangat pesat harus dan wajib seorang petani mengikutinya agar tidak ketinggalan zaman dan perputaran uang lebih cepat.
5. Semua penduduk desa harus diajarka konsep bisnis pertanian agar dapat menciptakan keadaanya yang sejahtera
6. Mengontrol harga panennya, tidak sembarangan menjual ke pengepul ke luar desa melainkan ke organisasi desa agar mendapatkan harga yang lebih tingg. Dan diajarkan cara menghitung cash flow.
7. Seluruh hasil panenya di olah menjadi barang setengah jadi dan jadi guna mendapatkan hasil lebih.
8. Mempunyai alat yang efektif dan efisien, meninggalkan metode lama, dan menjadikan masyarakat – masyarakat desa yang tidak mempunyai tanah sebagai pengurus pengolahan / warung/ buruh / bagian marketing yang dibuat desa agar mereka yang tidak punya sawah mempunyai penghasilan.
9. Memiliki sumber air yang memadai, pupuk olahan sendiri, dan hasil panen melimpah.
10.Tim marketing yang handal
Negara indoensia sangat melarang praktik monopoli terlebih dalam menjual pangan, uraian diatas bukanlah monopoli terhadap harga suatu barang karena kita harus patuh dan sudah ditentukan harga standar oleh pemerintah. Tetapi uraian diatas adalah ide – ide bisnis dan ilmu ekonomi agar mengubah barang mentah menjadi setengah jadi agar harganya lebih tinggi. Kekuatan yang harus kita bangun dan sangat dibutuhkan adalah bagian marketing dan mental pemimpin dan anggotanya.
Sekian, salam perubahan terhadap petani dan stop penindasan petani, apakah negara yang sudah merdeka dikatakan sejahtera jika para petaninya masih tidak sejahtera ? TIdak, sampai kapan anda harus hidup dalam kemiskinan ? tidak, dunia ini ada 2 bagian orang kaya dan miskin jadilah orang kaya agar engkau bisa berbagi dan tidak di tindas orang.
Berdasarkan data desa saba pada tahun 2019 angka kemiskinan meningkat dan nikah dini meningkat, dan perceraian meningkat menandakan keadaan desa tersebut buruk.
0 Response to "RINTIHAN PETANI, KEHIDUPAN PETANI DI DESA"
Posting Komentar